The Magic Word


Pagi ini seperti biasa, sebelum ke kantor aku mengantar anakku Hia (6). Hari ini merupakan hari ke-2 ujian semesternya. Seperti hari kemarin, para orang tua yang umumnya diwakili para mama juga ikut masuk ke kelas.

Begitulah, sebelum ujian dimulai, anak-anak mulai dari kelas 1 sampai kelas 4 harus tetap menjalani ritual berdoa bersama-sama. Hari ini yang memimpin doa, Kalila- teman sekelas Hia. Doa dimulai dengan membaca surat Al-Fatihah, kemudian berturut-turut Surat Al Ikhlas, doa orang tua, doa belajar, doa kesalamatan dunia dan akhirat dan diakhiri dengan doa terang hati.

Usai berdoa, kelas diambil alih oleh Pak Jayadi. Karena ujian, hari ini tidak ada kelas karakter sebagaimana biasanya. Meski begitu, anak-anak tetap harus selalu diingatkan dengan pelajaran karakter. Khususnya karakter penuh perhatian. Pasalnya menurut Pak Jayadi, hasil ujian kemarin banyak yang salah karena umumnya anak-anak tidak penuh perhatian. Misalnya, ada jawaban yang salah nomor. Ada yang salah petunjuk. Singkat kata, bukan karena anak-anak tidak mengerti, tapi karena anak-anak tidak penuh perhatian pada apa yang dikerjakannya- begitu sebut Pak Jayadi.

Anak-anak kemudian diminta untuk kembali menyanyikan lagu dan membacakan sajak karakter 'penuh perhatian'. Dengan semangat, anak-anak mulai beraksi menyanyikan lagunya....

Saat orang berbicara
ku kan memperhatikan
Bila ku mudah terganggu
Tak kan bisa mengerti
Harus dengar dengan baik
Apa yang dikatakan
Kupilih untuk memperhatikan setiap waktu
Memperhatikan, slalu perhatikan
Hargailah kata-kata mereka
Apapun yang terjadi, di sekitarku
Kupilih untuk slalu memperhatikan....

Kemudian dilanjutkan dengan membaca sajaknya:

Ku kan lihat yang bicara
dan dengar dengan seksama
Ku duduk dengan tegap
bak tentara yang sigap
Aku tak akan mengganggu, kan waspada tak lengah
Aku akan terus bertanya, agar aku mengerti
Komitmen sangat penting, jagaku dari bahaya
Agarku mudah ingat, ulangi lebih cepat....

plok..plok..plok....-"Good job kids," sela Pak Jayadi.
"Oke, sebelum kita masuk kelas masing-masing untuk ujian nationality dan bahasa, boleh ke orang tuanya, ke mama atau papanya untuk mendapatkan magic word!" . Tanpa diperintah dua kali, anak-anak langsung berhamburan ke pelukan orang tuanya masing-masing. Termasuk Hia tentunya.

"Siap untuk ujian hari ini?" tanyaku penuh harap pada Hia. Dia mengangguk.
"Siap ma," jawabnya penuh percaya diri.
"Ingat apa kata mama?"
"Kita bisa kalau kita berpikir kita bisa. Apalagi Hia kan juga udah belajar, ma," jawabnya dengan senyum mengembang.
Kukecup pipi dan keningnya. "Iya, mama yakin, pasti Hia bisa. Jangan lupa, penuh perhatian ya nak. Give me five." Plok, telapak tangan kami beradu di udara.

Setelah ikut membereskan kursi-kursi, Hia pergi ke lockernya untuk mengambil peralatan tulis."Sukses ya nak," ucapku sebelum meninggalkannya. Sekali lagi kulihat Hia dengan senyum penuh percaya dirinya.

Beberapa orang tua juga menyampaikan kata yang hampir sama sebelum meningkalkan anak-anaknya. Meski hanya beberapa patah kata, sebagaimana sejatinya the magic word pasti akan memberikan keajaiban pada mahkluk-makhluk kecil itu.....semoga

Comments

Popular Posts