The Power of JANGAN

Semakin kita mengatakan JANGAN pada anak-anak. Maka semakin besar kekuatan seorang anak untuk melakukan perbuatan sebaliknya. Tahu kenapa?

Pagi tadi aku mengikuti kelas karakter di sekolah anakku, Komunitas Home School 'Sinar Mulia'. Kelas karakter ini wajib diikuti kedua orang tua, atau paling tidak ada orang tua yang mewakili. Dalam kelas pagi ini, di akhir pembahasan karakter kejujuran, salah seorang guru yang mengajar, Ms.Nadia, menyelipkan pesan tentang The Power of JANGAN.

Meski jarang, pasti orang tua punya pengalaman dengan kata JANGAN ini. Misalnya, ketika kita bilang," adek, jangan lari-lari di dalam rumah ya." Sedetik dari kalimat kita itu, si adek malah akan berlari ke sana ke mari di dalam rumah. Atau kalimat seperti, "Adek, jangan pegang laptop mama ya." Tak lama setelah kalimat kita meluncur, maka si anak biasanya akan melakukan sebaliknya.

JANGAN, merupakan kata negatif yang mengandung atmosfir 'sesuatu' yang mengusik wilayah 'teritorial' seseorang. Ketika kata ini keluar dari mulut kita dan diserap oleh anak, maka JANGAN akan masuk ke batang otak/ otak primitif / brainstem. Batang otak yang berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar ini, mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.


Batang otak yang memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang ini, dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur “perasaan teritorial” sebagai insting primitif - karena itulah mengapa kata 'JANGAN' masuk ke dalam batang otak. Tak heran, semakin kita bilang JANGAN, semakin keras pula usaha anak untuk melakukan 'perlawanan'.

Tips yang diberikan Ms.Nadia, gunakan kata TIDAK untuk mengganti kata JANGAN. TIDAK, juga merupakan kata negatif. Tetapi kata TIDAK- bisa lebih meredam bangkitnya reaksi otak reptil. Atau bisa juga langsung to do point untuk melarang anak dengan menyebutkan konsekuensinya tapi bukan dengan kalimat 'mendoakannya' untuk mendapat 'kecelakaan'. Misalnya, 'Kalau adek lari-lari dalam rumah, berbahaya. Karena banyak barang di dalam rumah. Kalau mau lari-lari di lapangan dek. Besok kita ke lapangan yuk, sekalian main bola."

Comments

Popular Posts