Budaya Aceh





Salawat kepada Nabi Muhammad SAWdilantunkan sekelompok anak-anak di suatu siang yang agak panas di Desa Lueng Sago, Kecamatan Mutiara, Pidie. Ada 14 anak yang duduk bersila. Mereka dibagi dalam dua shaf. Dua anak lainnya yang juga duduk bersila berada di luar shaf. Dua anak itu masing-masing memegang microphone, mereka saling bersahut-sahutan melantunkan syair campuran bahasa aceh dan arab tentang keteladanan Nabi Muhamad saw.

Lantunan syair itu menjadi semacam komando bagi gerak badan anak-anak yang berada dalam 2 shaf tadi. Sesekali membungkuk, tegak lagi, membungkuk lagi, bersilang, menghadap ke kiri, menghadap ke kanan, tegak lagi, . Liukan-liukan badan mereka terus mengikuti lantunan syair-syair itu.

Dike atau dzikir- begitu orang-orang di Aceh menyebutnya . Aktivitas yang biasanya dilakukan sekumpulan anak-anak laki-laki atau pemuda ini diajarkan di dayah-dayah atau pesantren tradisional dan juga meunasah-meunasah gampong ( musalla kampung ). Bait-bait puja puji pada Nabi Muhammad itu berguna untuk membangkitkan semangat untuk meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW. Semangat itu juga nantinya, diharapkan bisa menulari orang-orang yang menonton dike ini.

Comments

Popular Posts