Ketika Bus Menjadi Ruang Kelas

Semua tempat adalah sekolah. Semua orang adalah guru. Begitulah kira-kira paham yang kami anut. Karenanya, kami membawa anak-anak komunitas homeschooling tingkat Sekolah Dasar (SD), naik bus Damri keliling Kota Banda Aceh. Mereka akan belajar tentang transportasi umum bernama bus dan juga tentunya - pelajaran tentang moral.

Perjalanan dengan bus Damri - Foto : Sarah
Pelajaran dimulai ketika bus Damri yang kami tumpangi dari kawasan Merduati mulai bergerak perlahan memasuki kawasan Peunayong kemudian ke kawasan Simpang Lima. Tujuan perjalanan kami ke Perpustakaan Wilayah Provinsi Aceh.

Di bus, tentu saja anak-anak merasa excited. Maklumlah, anak-anak di Banda Aceh jarang menggunakan bus untuk perjalanan ke sekolah atau perjalanan dalam kota. Bus yang biasa dinaiki merupakan bus untuk perjalanan antar kota dan antar provinsi. Kendaraan umum yang biasa dipakai umumnya adalah becak bermotor atau angkutan kota sejenis minibus bernama 'labi-labi'

Perjalanan dengan bus - Foto : Raihan Lubis
Di dalam bus, anak-anak belajar bahwa mereka harus membayar ongkos sebagai bentuk dari imbalan jasa yang telah diberikan. Tak hanya ada supir bus, mereka juga kemudian mengenal profesi kondektur bus. Mereka juga melihat, ada sebagian penumpang yang turun dan ada yang naik dalam perjalanan. Mereka juga harus berbagi tempat duduk dengan penumpang lain yang tidak mereka kenal.

Mungkin ini hal yang biasa saja bagi banyak orang. Tapi tidak bagi anak-anak ini. Dalam perjalanan singkat ini, banyak hal yang dapat mereka petik sebagai pelajaran hidup. Semisal, menghargai penumpang lain yang ada bersama mereka di dalam bus, sehingga anak-anak tidak semaunya sendiri - seperti jika mereka berada di dalam mobil kendaraan pribadi orang tuanya. Karena dalam hidup, mereka perlu memperhatikan orang lain, lingkungan dan kelompok di luar mereka. Dengan begitu, mereka diharapkan dapat saling menghargai, tak hanya di kendaraan umum. Tetapi juga di lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal dan akhirnya, mereka juga dapat memperhatikan kepentingan orang lain.

Belajar di Perpustakaan wilayah, Banda Aceh- Foto : Sarah
Pelajaran moral yang diajarkan dalam bentuk perjalanan singkat seperti ini, diharapkan lebih mudah tertanam dalam ingatan anak sampai ia besar kelak. Karena nilai-nilai moral tak hanya cukup dihapal dan diujiankan secara lisan dan tertulis. Kegiatan ringan dan sederhana dan sangat menyenangkan tentang nilai dan moral seperti ini, diharapkan dapat melekat dalam keseharian si anak.

Sisi lain dari perjalanan ini, anak-anak memahami tata cara naik kendaraan umum. Selain itu, kami juga mendapat informasi, bus Damri di Kota Banda Aceh hanya beroperasional dari pukul 8 pagi sampai pukul 1 siang. Pasalnya, semakin hari semakin sedikit penumpang - umumnya adalah mahasiswa Unsyiah- yang naik bus Damri. Para mahasiswa kini lebih banyak menggunakan sepeda motor, sebagai akibat dari mudahnya kredit sepeda motor saat ini. (nur raihan lubis )










Comments

Popular Posts