Tentang Husnul dan Sekolah Alternatif di Desa Lambirah

Husnul dan anak didiknya. Foto:TPMT

Aceh tak melulu soal konflik vertikal, pertikaian antar kelompok, atau kontroversi penerapan syariat Islam. Aceh juga punya cerita lain, seperti Husnul dan sekolah alternatif yang didirikannya bersama teman-temannya. 


"Jump," ujar Husnul sambil melompat-lompat. "Run, run." Kemudian Husnul berlari-lari di tempat. Begitulah saya mengingat Husnul Khatimah Adnan (22) ketika dia mengajarkan beberapa perbendaharaan kata dalam Bahasa Ingris pada anak-anak usia SD. Mereka berdiri membentuk lingkaran. Suasana belajar penuh tawa, riang dan gembira. 

Anak-anak itu belajar di Taman Pendidikan Masyarakat Tanyoe (TPMT). Taman belajar ini terletak di Desa Lambirah, Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar. Sekitar 4 kilometer dari kawasan Sibreh, Aceh Besar dan berjarak hampir 30 km dari Banda Aceh. 

'Sekolah alternatif' ini didirikan beberapa mahasiswa yang dimotori Husnul , begitu sapaan akrabnya. Husnul merupakan alumni Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dari UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. Mulanya kata Husnul, tempat belajar ini didirikan karena keprihatinan dia dan teman-temannya melihat kondisi anak-anak di Desa Lambirah. Desa tempat dia dilahirkan dan dibesarkan.

Dituturkan Husnul pada saya, mereka sedih melihat anak-anak di kampungnya -yang saban pulang sekolah pergi ke tempat-tempat penyewaan Play Sation (PS). Anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) ini menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain PS. Tak hanya sampai di situ, demi mendapatkan uang untuk bermain PS, mereka rela mencuri.

Sebagian anak-anak didik TPMT berfoto di
depan mushola kampung yang menjadi salah satu
ruang kelas mereka. Foto: TPMT
Berangkat dari rasa prihatin dan juga semangat untuk melakukan perubahan, Husnul menggagas taman pendidikan yang awal mulanya didirikan di musholla kampung. Kebetulan, pascatsunami di sebelah mushola direhab tiga ruang untuk SD darurat. Gedung ini kemudian digunakan Husnul dan teman-temannya setelah tidak dipergunakan lagi untuk sekolah formal. Permintaan mereka untuk menggunakan tiga ruangan permanen itu kepada pemerintah desa diluluskan. Beberapa donatur turut membantu proses pengecatan ruangan dan beberapa tambahan buku dan alat bermain. Tentu saja, mereka jadi semakin bertambah semangat. 

Awalnya hanya ada sekitar 20 anak-anak SD dari Desa Lambirah yang belajar di TPMT dengan jadwal belajar pada hari Rabu, Jumat dan Minggu. Untuk menarik minat, awalnya anak-anak diajak membaca beragam buku di perpustakaan kecil yang mereka buat. Di sini, . tak hanya soal membaca, anak-anak juga diajak untuk bermain sambil belajar.

Seiring waktu, jumlah anak bertambah banyak. Pelajaran mulai dikembangkan. Pada hari Rabu anak-anak belajar matematika, untuk hari Jumat belajar agama, sedangkan hari Minggu, mereka belajar seni budaya sambil bermain. 

Para pengajar yang umumnya mahasiswa, bergantian dalam menyisihkan waktu untuk mengajar,  Maklumlah, sebagai relawan, para mahasiswa ini harus menyesuaikan jadwalnya dengan aktivitas mereka di kampus. Jam sekolah ini dimulai pukul 3 siang, usai anak-anak pulang sekolah. 

Setelah tiga tahun, usaha Husnul dan teman-temannya membuahkan hasil. Muridnya bertambah menjadi 150 anak, yang berasal dari delapan desa terdekat. TPMT berhasil meraih sejumlah prestasi, seperti terpilih menjadi salah satu pilot project gampong (desa) layak anak se-Aceh. Berkat Husnul dan teman-temannya, Desa Lambirah menjadi satu dari enam desa layak anak se-Aceh. Tentu ini punya arti tersendiri buat mereka. Kerja keras Husnul juga berbuah, tahun 2012 dirinya terpilih menjadi salah satu pemuda Indonesia yang berprestasi dan diundang ke Australia. Tahun 2013, dirinya juga terpilih menjadi pelita nusantara dalam acara MDGs award.
Husnul di tengah anak didiknya. Foto: TPMT

Saat ini menurut Husnul, karena teman-temannya telah lulus kuliah, banyak dari mereka terpaksa tidak dapat mengajar lagi karena ada yang sudah bekerja dan pindah ke tempat lain. Tapi Husnul dan teman-temannya yang lain tak kehilangan ide. Perekrutan guru dilakukan berjenjang. 

Husnul dan teman-temannya merekrut dan melatih anak-anak SMA menjadi guru buat anak-anak SMP yang ikut bergabung, dan anak-anak SMP dilatih untuk dapat mengajar murid-murid SD. Sebuah upaya yang sangat luar biasa dan patut diapresiasi.

Upaya ini membuahkan hasil. Sudah dua tahun berturut-turut terhitung 4 anak dari TPMT berhasil menggondol beasiswa tahfiz dari Baitul Maal Aceh. Orang-orang kampung yang dulu kurang perhatian dengan tempat belajar ini sekarang sangat bangga dan meminta agar anak-anak mereka dapat belajar di TPMT. Selain tak dipungut biaya, prestasi tempat belajar ini tentu memberi nilai tersendiri.

Melihat kegigihan Husnul dan teman-temannya juga anak-anak yang belajar di sana, saya terharu campur bahagia. Mereka berangkat dari tiada menjadi ada, from zero to hero layak disematkan. Karena apa yang dilakukan Husnul dan teman-temannya serta anak-anak yang mencari ilmu di sana, sebuah upaya luar biasa, di tengah situasi pendidikan di Aceh. Anak-anak muda Aceh ini tidak hanya patut diacungi jempol, tapi juga perlu didukung. Mudah-mudahan apa yang mereka lakukan menular ke banyak generasi muda Aceh lainnya. Husnul sendiri kini lebih memilih berkonsentrasi mengelola TPMT sembari menjaga kedua orang tuanya dan berharap dapat kembali melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi.

Oh ya, menjelang Ramadhan ini, TPMT akan menggelar perlombaan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ). Jika rekan-rekan ada memiliki kelapangan, mudah-mudahan dapat menyisihkan sedikit rezeki untuk mereka. Dan jika ingin berbagi rezeki, untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi saya atau Husnul di @AHHuskha. Semoga semangat kebersamaan ini semakin bertumbuh dan dapat membawa perubahan untuk Aceh yang lebih baik. Semoga.
Lokasi TPMT di Desa Lambirah, Aceh Besar. Foto: TPMT



Comments

  1. Wah cakep nih liputannya langsung, kami dulunya juga pernah ke Lambirah, mengantar buku sumbangan dari masyarakat. Kebetulan saya tulis juga soal itu. http://kitabmaop.blogspot.com/2013/12/relawan-muda-berbagi-buku-berbagi-ilmu.html

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts