Behind A Cup of Gayo Coffee
![]() |
para perempuan di balik secangkir kopi arabika Gayo.Foto: Raihan Lubis |
A da banyak cerita di balik secangkir kopi Gayo yang kita seruput. Cerita tentang perempuan-perempuan tangguh. Perempuan-perempuan yang tak mengenal lelah, meski punggung dan jemari mereka letih sudah. Meski hanya mendapat ongkos 340 perak setiap 1 kilo biji kopi bagus yang sudah dipilah.
Teks dan Foto-foto : Nur Raihan Lubis
![]() |
memilah biji kopi |
![]() |
good beans VS bad beans |
![]() | |
Proses pemilahan biji kopi |
![]() |
Proses Pemilahan Biji Kopi |
![]() |
Proses pemilahan biji kopi |
![]() |
Bekerja sambil membawa anak |
![]() |
The Rules |

1696, Belanda membawa kopi ke Indonesia melalui Batavia, yang membuat Batavia kesohor sebagai pemasok utama kopi ke Eropa. Inilah cikal bakal kopi yang berlabel kopi Java. Kopi-kopi ini kemudian menyebar ke Sumatera. Dan selama lebih dari 312 tahun, kata-kata Java dan Sumatera yang melekat pada kopi ini berkembang memiliki makna lain yang menunjukkan kopi beraroma. Para pecinta kopi spesial juga mengenal nama-nama seperti Bali, Lintong, Toraja, Kalosi, Gayo dan Mandailing. Kopi Gayo yang dikenal dengan kopi arabika-nya, telah mengantongi sertifikat Indikasi Geografi (IG) sejak Mei 2010 lalu.
Comments
Post a Comment