Berkunjung ke Negeri di Atas Awan
Pemandangan salah satu sisi Danau Lut Tawar. Foto : Raihan Lubis |
T akengen, begitu orang-orang setempat mengucap nama daerah di Aceh Tengah yang mengelilingi Danau Laut Tawar ini. Berada di kawasan dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah. Jika pagi menjelang, gerombolan kabut terlihat mengendap-endap di atas air Danau Laut Tawar - meninggalkan rasa dingin yang menggigilkan. Kemudian, beranjak naik perlahan menciptakan kerumunan awan.
Gerombolan kabut yang masih tersisa di atas danau, dibelah perahu-perahu kecil nelayan penangkap Ikan depik (rasbora leptasoma) - ikan endemik khas Danau Laut Tawar . Ikan Depik berbentuk kecil seperti teri dan mirip dengan ikan bilih di Danau Maninjau di Sumatera Barat. Bagi warga Takengen, selain kopi arabika, Danau Laut Tawar merupakan sumber penghidupan lainnya. Meski kini, populasi ikan depik terancam punah akibat penangkapan besar-besaran yang tak diimbangi dengan usaha penyelamatan lingkungan. Tapi jangan lengah ketika menikmati pesona Danau Laut Tawar - jika baru kali pertama kunjungan. Penuh perhatian sangat diharapkan ketika mengemudikan kendaraan, karena minimnya pagar pembatas jurang dan jalan di tepi Danau Laut Tawar.
Jika ingin melabuhkan hari di Takengen, berangkatlah dari Banda Aceh atau Medan sepagi mungkin, agar tak terjebak di lintasan kawasan Cot Panglima yang masih memberlakukan jam buka tutup - karena pelebaran jalan. Banda Aceh - Cot Panglima memakan waktu sekitar 6 jam. Sedangkan dari Medan sekitar 6 - 7 jam. Jam buka pintu pukul 12.00 siang sampai 2 siang. Setelah itu dibuka kembali pada pukul 5 sore sampai pukul 8 pagi esok harinya. Jika sudah tiba di Cot Panglima, perjalanan dari sini butuh sekitar 1 jam setengah sampai 2 jam untuk mencapai Kota Takengen. Perjalanan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi dan bus umum.
Ingin mendapat momen lebih? Datanglah pada bulan Februari atau Agustus, di mana akan ada acara pacuan kuda tradisional untuk memperingati hari jadi kota dan hari kemerdekaan RI. Jika akan kembali, jangan lupa, bawalah buah tangan kopi arabika gayo yang kesohor itu...
Foto-foto : Nur Raihan Lubis
pengembala kerbau
banyak penduduk memelihara kuda untuk pacuan
nelayan ikan depik
nelayan ikan depik
keramba jaring apung untuk ikan-ikan air tawar
The Little Girl
The Little Girl with her brother
para pencari kerang
keluarga nelayan ikan depik tengah memilah ikan dari jala
1 bambu atau sekitar 1,5 liter ikan depik dijual seharga Rp 50 ribu
the middle man of ikan depik
Comments
Post a Comment