Jadilah #10For1Thalassemia untuk Aceh
![]() |
Tak ada kesakitan di wajahnya. Senyum dan tawanya merekah. Bicaranya lancar. Padahal, di saat yang sama, selang transfusi darah terus mengalir ke nadinya. Begitulah, kegiatan saban bulan M.Firdaus, 30 tahun - harus menjalani transfusi darah. Tapi penyakit Thalassemia yang menggerogoti tubuhnya dan ketiadaan limpa tidak lantas membuat hidupnya jadi patah arang.Thalassemia merupakan penyakit kelainan pembentukan sel darah merah.
Daus, demikian dia dipanggil. Kesibukannya setiap hari menjadi wasit di lapangan tennis di salah satu kawasan di Banda Aceh. Jika dia tak berucap tentang sakitnya, pastilah tak ada yang tahu kalau Daus mengidap Thalasemia dan hidup tanpa limpa. Tak hanya sibuk di lapangan tennis, Daus juga jago main catur. Beberapa kejuaraan catur di Banda Aceh sudah dijajalnya.

Ketika saya datang siang itu bersama @DarahUntukAceh banyak
Daus-Daus lain di ruang Thalassemia di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA),
Banda Aceh. Mulai dari yang berusia 4 tahun sampai berusia 38 tahun.
Dari cacatan RSUZA, ada sekitar 150 penderita Thalassemia di Aceh. Tetapi jumlah ini ternyata yang terdata. Karena masih banyak orang tua karena ketidakmampuan secara ekonomi dan ketiadaan pengetahuan , tidak memeriksakan anak-anaknya. Artinya, masih banyak lagi penderita Thalassemia lainnya di luar sana.
Dari cacatan RSUZA, ada sekitar 150 penderita Thalassemia di Aceh. Tetapi jumlah ini ternyata yang terdata. Karena masih banyak orang tua karena ketidakmampuan secara ekonomi dan ketiadaan pengetahuan , tidak memeriksakan anak-anaknya. Artinya, masih banyak lagi penderita Thalassemia lainnya di luar sana.
Dari beberapa literatur disebutkan, semua penderita penyakit Thalassemia memiliki gejala yang mirip,
tetapi beratnya bervariasi. Sebagian besar penderita
mengalami anemia yang ringan. Pada bentuk yang lebih
berat, bisa menderita sakit kuning,
luka terbuka di kulit, batu empedu dan pembesaran
limpa. Gejala Thalassemia dapat
dilihat ketika anak berusia 3 bulan hingga 18 bulan. Untuk memastikan
seseorang mengalami Thalasemia atau
tidak, harus dilakukan dengan pemeriksaan darah.
Pada Thalassemia yang
berat, diperlukan transfusi darah rutin dan pemberian tambahan asam folat. Penderita
yang menjalani transfusi, harus menghindari
tambahan zat besi. Pada penderita yang sangat berat,
diperlukan pencangkokan sumsum tulang.
Kebutuhan darah bagi para penderita thalasemia di Aceh
sangat tinggi. Penderita Thalassemia Aceh tertinggi nasional : 13,5 % (MenKes 2010).
Thalassemia adalah
penyakit yang sifatnya diturunkan. Karenanya, pada anggota keluarga
dengan riwayat thalasemia harus memeriksakan dirinya sebelum
menikah.
Jika suami atau istri merupakan pembawa sifat (carrier) Thalassemia, maka anak mereka memiliki kemungkinan sebesar 25 persen untuk menderita Thalassemia. Ayo, peduli Thalassemia. Jadilah salah satu donor bagi penderita Thalassemia. Jadilah bagian dari Program #10For 1Thalassemia untuk Aceh. (Nur Raihan Lubis)
Jika suami atau istri merupakan pembawa sifat (carrier) Thalassemia, maka anak mereka memiliki kemungkinan sebesar 25 persen untuk menderita Thalassemia. Ayo, peduli Thalassemia. Jadilah salah satu donor bagi penderita Thalassemia. Jadilah bagian dari Program #10For 1Thalassemia untuk Aceh. (Nur Raihan Lubis)
klik www.darahuntukaceh.org Follow @ DarahUntukAceh
Facebook Darah Untuk Aceh e-mail:Info@darahuntukaceh.org Jl. Tuan Dipulo No. 8 Lamdingin – Banda Aceh Contact Person Hp. 082163299933 – Nurjannahfoto-foto : Nur Raihan Lubis
Comments
Post a Comment